Sesuai dengan
visi SMA N 1 Demak, yaitu “Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan hijau”,
maka SMA N 1 Demak melakukan terobosan – terobosan. Antara lain menggalakkan program 5 menit
berburu sampah sebelum dan sesudah KBM dan mendirikan Bank Sampah. Melihat
sampah– sampah di SMA N 1 Demak, yang terdiri dari sampah organik dan anorganik
hanya dibuang di TPS di samping SMA N 1 Demak, maka muncul ide untuk mengolah
sampah sampah tersebut agar dapat bermanfaat (Reduce, Reuse, Recycle). Sampah
organik diolah menjadi kompos melalui proses composting. Begitu juga dengan
sampah anorganik agar tidak terbuang percuma maka harus dikelola dan diolah
agar berguna dan bahkan mempunyai nilai jual. Hal inilah yang menjadi alasan
didirikannya Bank Sampah “Berkah” SMA N 1 Demak. Lalu Bank Sampah SMA N 1 Demak
bekerjasama dengan Bank Sampah “Mawar” yang beralamat di Perum Wiku II Demak.
Setiap kelas
diberi 2 karung plastik. 1 karung untuk menampung sampah plastik dan 1 karung
untuk sampah kertas, dan juga diberi 2 buku, yaitu buku setoran sampah dan buku
tabungan sampah, begitu juga dengan bapak ibu guru dan karyawan/ TU. Sampah
plastik (botol dan gelas air mineral) dan sampah kertas milik siswa dan guru/karyawan
disetor ke Bank Sampah sesuai jadwal yang sudah ditentukan, yaitu hari Rabu
(istirahat I dan ke II) untuk siswa, sedangkan untuk guru dan karyawan setiap
hari Sabtu. Harga sampah plastik Rp 2.400,00/ kg dan harga sampah kertas Rp
550,00/ kg.
Di Bank sampah
“Berkah” sampah ditimbang dan dicatat oleh petugas Bank Sampah yang terdiri
dari para siswa yang ditunjuk sesuai piket, dibimbing oleh Ibu Arie Sutriasih,
S.Pd selaku Koordinator Bank Sampah dan Ibu Yani Herawati, S.Pd. kemudian
setiap hari Sabtu akhir bulan, sampah yang sudah terkumpul disetor ke Bank
Sampah “Mawar”. Dari sampah siswa, guru dan karyawan tiap bulan rata – rata
tiap bulan terjual Rp 500.000,00. Pada akhir semester uang hasil penjualan
sampah tersebut dibagikan ke siswa, guru dan karyawan. Oleh para siswa uang
tersebut digunakan untuk menambah uang kas kelas mereka, yang bisa digunakan
untuk membeli kertas ulangan, fotocopy soal – soal, dll. Selain menghasilkan
uang, yang lebih penting dari itu semua adalah tumbuhnya budaya dan karakter
siswa yang peduli terhadap lingkungan.
Disamping itu
sampah anorganik sebagian ada yang dimanfaatkan/diolah kembali menjadi
kerajinan/media pembelajaran, hal ini sesuai dengan materi Biologi, yaitu
pemanfaatan limbah dan juga pelajaran seni rupa. Misalnya bungkus kopi dibuat
tas, tempat pensil/ dompet, botol air mineral dibuat lampu, pipa dibuat
teropong, dll.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan sopan dan santun